This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 02 Oktober 2020

Coronavirus

Coronavirus

Coronavirus atau sering di sebut virus corona merupakan salah satu virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan, seperti penyakit influensa. COVID-19 atau dikenal juga Coronavirus.

Penyebab awal wabah pneumonia berasal dari di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke seluruh dunia mulai Januari 2020. Indonesia sendiri mengumumkan adanya kasus covid 19 dari Maret 2020

Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius, seperti:

  • Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).
  • Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
  • Pneumonia.

Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:

  • HCoV-229E.
  • HCoV-OC43.
  • HCoV-NL63.
  • HCoV-HKU1.
  • SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
  • MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).

Faktor Risiko Infeksi Coronavirus  

Siapa pun dapat terinfeksi, aseperti bayi dan anak kecil, orang tua serta orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi musim juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin. 

Penyebab Infeksi Coronavirus  

Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti: 

  1. Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
  2. Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
  3. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona. 

Gejala Infeksi Coronavirus  

Rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:

  1. Hidung beringus.
  2. Sakit kepala.
  3. Batuk.
  4. Sakit tenggorokan.
  5. Demam.
  6. Merasa tidak enak badan.

Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah seperti:

  1. Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.
  2. Batuk dengan lendir.
  3. Sesak napas.
  4. Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia. 


Diagnosis Infeksi Coronavirus  

Dokter akan mengambil sampel dari tenggorokan, atau spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.

 Pencegahan Infeksi Coronavirus 

 Berikut upaya yang bisa dilakukan: 

  1. mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
  2. Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor .
  3. Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang lain.
  4. Membersihkan dan mensterilkan benda yang sering digunakan. 
  5. Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih. 
  6. Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
  7. Kenakan masker . 
  8.  konsumsi vitamin dan suplemen sebagai bentuk pencegahan dari virus ini. 


Referensi:

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV), Wuhan, China.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020. Frequently Asked Questions About SARS.

IDI - Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia. Diakses pada 2020. Outbereak Pneumonia Virus Wuhan. 

Medscape. Diakses pada 2020. What is the role of coronavirus in the etiology of viral pneumonia?

US National Library of Medicine National Institutes of Health - Medlineplus. Diakses pada 2020. Coronavirus Infections 

Web MD. Diakses pada 2020. Coronavirus.

WHO. Diakses pada 2020. Coronavirus


https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus

Japanese Soft Fluffy Milk Bread


Japanese Soft Fluffy Milk Bread




Japanese milk bread adalah roti dengan tekstur sangat lembut serta rasa milky atau susu. Di negaranya, roti ini dikenal juga dengan nama Roti Hokkaido. Sedangkan di indonesia dikenal sebagai roti sobek. Olahan roti ini belakangan sedang viral di Asia, tak terkecuali Indonesia.

Bahan: 

  • 250 gram tepung terigu protein tinggi atau tepung roti 40 gram 
  • gula 3 gram 
  • garam 3 gram 
  • ragi instan 185 gram
  • susu cair 20 gram suhu hangat
  • mentega tawar. 
Cara membuat Japanese Milk Bread atau roti sobek Jepang: 

  1. Siapkan wadah. Campurkan semua bahan kering berupa tepung, gula, dan garam, kemudian aduk samapai merata. 
  2. Campurkan susu dalam kondisi hangat (jangan panas karena ragi akan mati) campurkan dengan ragi kemudian aduk rata.gtunggu 10 menit sampai ragi berbusa 
  3. Masukkan campuran susu dan ragi ke mangkuk adonan kering, aduk rata. 
  4. Uleni sekitar 10 menit. 
  5. Tambahkan mentega, kemudian uleni sampai benar benar adonan kalis atau tidak menempel dan membentuk windows ( tidak robek dan adonan sangat elastis ). 
  6. Tambahan warna sesuai selera untuk mempercantik tampilan
  7.  Setelah adonan kalis,elastis dan tak menempel buatlah bentuk bulatan besar. Taruh kembali ke mangkuk kemudian tutupi dengan serbet atau plastic wrap. Biarkan adonan pada suhu ruang sekitar 1 jam sampai mengembang dua kali lipat dari adonan. 
  8. Setelah adonan mengembang dua kali lipat. Kempeskan untuk mengeluarkan udaranya. Kemudian keluarkan adonan bagi menjadi beberapa bagian sesuai selera. Bentuk jadi bulat kecil-kecil, taruh di loyang dan tutupi lagi dengan plastic wrap. Diamkan selama 20 menit. 
  9. Setelah 20 menit, Panaskan ovem 180 derajat Celcius sekitar 10 menit, turunkan jadi 150 derajat Celicus atau Panggang roti  pada kompor selama 25  menit.  
  10. sebelum roti dikeluarkan dari loyang, ketuk ketuk loyang untuk menghilangan udara agar roti tidak kempes.
  11. beri hiasan pada roti agar anak lebih tertarik
  12. Jika sudah keluarkan roti dari loyang, angin-anginkan roti. Siap disantap.  
Selamat mencoba :-)


Senin, 26 Maret 2018

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN CV. MAY CAR MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 FOKUS PADA PROSES MANAGE RELATIONSHIP (APO08)


ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN CV. MAY CAR MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 FOKUS PADA PROSES MANAGE Relationship (APO08)

Yessi Ida Fitriyani, Nabilla Ulfa Nur Novianty, Runtari Putri

Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Yarsi, Indonesia
Jl. Let. Jend. Suprapto Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Indonesia, 10510.


Abstract

COBIT 5 is a framework that provides end-to-end business deployment of corporate information technology governance to see the key role of information and technology in creating a company. Cv.May Car is a car insurance company, where only four-wheeled vehicles (cars) that have a certain warranty yan can be given repaired CV. Hopefully the Car. In the increasingly fierce competition between car insurance company, CV. May Car must always provide the best service to its customers. But along with the development of this company, there are some problems felt by its customers, especially in overcoming the various completion of vehicle repairs. Seeing the type of case like this then menimulkan not good relationship between customers with CV. Hopefully the Car To avoid the same mistake in the process, then the necessary evaluation to measure the maturity of the CV. May Cars and to realize the vision of the company that is "Make CV May Car as car insurance shop as the best and trustworthy workshop". Viewed from the case, the researcher conducted a study to conduct an evaluation of the relationship management conducted by CV.May Car using COBIT 5 framework on the subdomain APO08 (Manage Relationship). Using Guttman Scale to know the result and APO08 Ability Level on CV.May Car for the current condition (as is) is 3 or is in level 3 The process of Establishment of CV.May Car must have a determination in the concept of Relation. As for the condition that is expected (can) for 4 of the Predictable Process is appropriate to have a policy that has been established with the restrictions in doing the work done in accordance with the objectives that have been specified.

Keywords: Information Technology Governance, , Cobit5,APO08
  
Abstrak

COBIT  5 merupakan suatu framework yang              menyediakan penjabaran                bisnis secara end-to-end dari tata kelola teknologi informasi perusahaan untuk           menggambarkan                peran utama dari                informasi dan teknologi dalam menciptakan nilai perusahaan. Cv.May Car adalah sebuah perusahaan bengkel asuransi mobil, dimana hanya kendaraan roda empat (mobil) yang memiliki jaminan asuransi tertentu yan dapat diperbaiki dibengkel CV. May Car tersebut. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat antar perusahaan bengkel asuransi mobil, maka CV. May Car harus senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik terhadap seluruh pelanggannya. Namun seiring dengan bekembangnya perusahaan ini, terjadi beberapa permasalahan yang dirasakan oleh para pelanggannya, terutama dalam masalah keterlambataan penyelesaian perbaikan kendaraan. Melihat adanya tipe kasus seperti ini maka menimulkan hubungan yang tidak baik antara pelanggan dengan CV. May Car. Untuk menghindari kesalahan yang sama dalam proses tersebut, maka diperlukan adanya evaluasi untuk mengukur tingkat kematangan dari CV. May Car serta untuk mewujudkan visi perusahaan yaitu “Menjadikan CV May Car sebagai bengkel mobil asuransi sebagai bengkel terbaik dan terpercaya”.  Dilihat dari permasalahan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian untuk melakukan evaluasi terhadap pengelolaan relasi yang dilakukan oleh CV.May Car menggunakan framework COBIT 5 pada subdomain Align, Plan, and Organize (APO)-Penyelarasan, Perencanaan, dan Pengaturan  APO08 (Manage Relationship). Dengan menggunakan Skala Guttman untuk mengetahui hasil dan Capability Level APO08 pada CV.May Car  untuk kondisi saat ini (as is) adalah 3 atau berada di level 3 Established Process artinya CV.May Car sudah harus memiliki ketetapan dalam mengelola Relasi. Sedangkan untuk kondisi yang diharapkan (to be) sebesar 4 yaitu Predictable Process yang direkomendasikan agar memiliki kebijakan yang telah ditetapkan dioperasikan dengan batasan-batasan dalam melakukan pekerjaan sehingga pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah di tentukan.

Kata Kunci: Tata Kelola Teknologi Informasi, Cobit5,APO08


I.            Pendahuluan

         Tata kelola teknologi adalah bagian yang terintegrasi dari pengelolaan organisasi yang mencakup kepeminpinan, struktur serta proses organisasi yang memastikan bahwa teknologi informasi di manfaatkan seoptimal mungkin. Penggunaan teknologi informasi mempunyai potensi menjadi penentu utama menuju sebuah kesuksesan atau keberhasilan yang dapat memberikan kesmpatan-kesempatan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan menawarkan perlengkapan untuk meningkatkan produktivitas, kerja perusahaan, dan memberikan manfaat lebih di masa mendatang (surendro,2009).
         Tata kelola pun menjadi bagian yang penting untuk memastikan bahwa informasi perusahaan dan yeknologi yang tersedia dapat mendukung tercapainya tujuan bisnis(Gultom,2012).
         Teklogi informasi merupakan sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan menyampaikan informasi (Seesar,2010).      Berdasarkan definisi tersebut di artikan bahwa tata kelola teknologi informasi merupakan sebagian organisasi yang menyelaraskan stategi teknologi informasi dan stategi organisasi.
CV. May Car merupakan usaha alternatif yang digunakan untuk melakukan kegiatan usaha dengan modal terbatas. CV. May Car sendiri adalah sebuah perusahaan bengkel asuransi mobil, dimana hanya kendaraan roda empat (mobil) yang memiliki jaminan asuransi tertentu yan dapat diperbaiki dibengkel CV. May Car tersebut.
CV. May Car dibangun pada tahun 2005 bertepatan pada kelahiran putri  ke 2 dari bapak Hari Rachmat yaitu pemilik perusahaan CV. May Car. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat antar perusahaan bengkel asuransi mobil, maka CV. May Car harus senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik terhadap seluruh pelanggannya. Namun seiring dengan bekembangnya perusahaan ini, terjadi beberapa permasalahan yang dirasakan oleh para pelanggannya, terutama dalam masalah keterlambataan penyelesaian perbaikan kendaraan. Melihat adanya tipe kasus seperti ini maka menimulkan hubungan yang tidak baik antara pelanggan dengan CV. May Car. Untuk menghindari kesalahan yang sama dalam proses tersebut, maka diperlukan adanya evaluasi untuk mengukur tingkat kematangan dari CV. May Car serta untuk mewujudkan visi perusahaan yaitu “Menjadikan CV May Car sebagai bengkel mobil asuransi sebagai bengkel terbaik dan terpercaya”.
                Dari latar belakang tersebut, maka dapat menjadi dorongan untuk membuat penelitian terkait dalam membantu CV.May Car dalam mengevaluasi masalah tersebut serta menilai tingkat kualitas perusahaan dengan menggunakan APO08.

II.            Landasan Teori

2.1    Tatakelola Teknologi Informasi

2.1.1           Pengertian Tata Kelola

                Jogiyanto dan Abdillah (2011) menjelaskan bahwa tata kelola (governance) merupakan suatu proses yang dilakukan oleh suatu organisasi atau masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

2.1.2           Pengertian Teknologi Infomasi

                Teknologi Informasi adalah penerapan teknologi komputer (peralatan teknik berupa perangkat keras dan perangkat lunak) untuk menciptakan, menyimpan, mempertukarkan, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk (Fauziah, 2010).

2.1.3           Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi

                Terdapat beberapa definisi tata kelola teknologi informasi menurut beberapa ahli (dalam Surendro, 2009), diantaranya sebagai berikut:

1.       Kapasitas organisasi untuk mengendalikan formulasi dan implementasi strategi organisasi dan mengarahkan kepada kepentingan pencapaian daya saing korporasi.
2.       Tata kelola teknologi informasi adalah pertanggung jawaban dewan direksi dan manajemen eksekutif. Hal ini merupakan bagian yang terintegrasi dengan tata kelola perusahaan dan berisi kepemimpinan dan struktur serta proses organisasi yang menjamin bahwa organisasi teknologi informasi mengandung dan mendukung strategi serta tujuan bisnis.
3.       Tata kelola teknologi informasi adalah penilaian kapasitas organisasi oleh dewan direksi, manajemen eksekutif, manajemen teknologi informasi untuk mengendalikan formulasi dan implementasi strategi teknologi informasi dalam rangka mendukung bisnis.
      Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud tata kelola teknologi informasi adalah sebuah upaya atau usaha yang dilakukan oleh pihak manajemen level atas seperti dewan direksi dan manajemen eksekutif untuk melakukan pengelolaan terhadap teknologi informasi yang dimiliki olehperusahaan, untuk mendukung dan menyelaraskan strategi-strategi bisnis yang telah ada pada perusahaan.

2.2    Cobit 5

      Menurut ISACA (2012), COBIT 5 merupakan generasi terbaru dari panduan ISACA yang membahas mengenai tata kelola dan manajemen IT. COBIT 5 dibuat berdasarkan pengalaman penggunaan COBIT selama lebih dari 15 tahun oleh banyak perusahaan dan pengguna dari bidang bisnis, komunitas IT, risiko, asuransi, dan keamanan.

2.2.1           Framework COBIT 5


                                     
                                 Gambar 2.1  Proses Cobit 5

        Pada COBIT 5 terdapat model referensi proses yang menentukan dan menjelaskan mengenai proses tata kelola dan manajemen. Pada Cobit 5 terdapat dua domain proses yaitu proses tata kelola dan manajemen TI yang meliputi :

1.    Evaluate, Direct, and Monitor (EDM). Pada proses ini mengatur bagaimana cara mengevaluasi dan memonitor dalam tata kelola pada organisasi, ada 5 domain.
2.    Plan, Build, Run, and Monitor (PBRM), pada domain manajemne ini terdapat 4 domain anata lain :
1)       Align, Plan, and Organize (APO)-Penyelarasan, Perencanaan, dan Pengaturan terdapat 13 proses.
2)       Build, Acquare, and Implement (BAI)Membangun, Memperoleh, dan Mengimplementasikan terdapat 10 proses.
3)       Deliver, Service and Support (DSS)Mengirimkan, Layanan, dan Dukungan terdapat 6 proses.
4)       Monitor, Evaluate, and Assess (MEA)Pengawasan, Evaluasi, dan Penilaian terdapat 3 proses.

                Pada penelitian ini menggunakan domain APO08 (Manage Relationships).

1.       APO08.01 Understand business expectations.
2.       APO08.02 Identify opportunities, risks and constraints for IT to enchance the business.
3.       APO08.03 Manage business relationship.
4.       APO08.04 Co-ordinate and communicate.
5.       APO08.05 Provide input to the continual improvement of services.

            Proses APO08-Manage Relationship Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO08 adalah mengelola hubungan antara bisnis dan TI dengan cara yang formal dan transparan untuk memastikan fokus pada pencapaian tujuan bersama yaitu tujuan kesuksesan perusahaan yang mendukung tujuan strategis dan sesuai dengan kendala anggaran dan toleransi risiko. Basis hubungan dasar yaitu kepercayaan, menggunakan istilah terbuka dan mudah dimengerti, bahasa umum, dan rasa kepemilikan dan akuntabilitas untuk keputusan penting.
Tujuan dari proses tersebut adalah membuat hasil yang lebih baik, meningkatkan kepercayaan diri, kepercayaan akan TI, dan penggunaan sumber daya secara efektif.
COBIT 5 dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan penting seperti:

1.       Membantu stakeholder dalam menentukan apa yang mereka harapkan dari informasi dan teknologi terkait seperti keuntungan apa, pada tingkat risiko berapa, dan pada biaya berapa dan bagaimana prioritas mereka dalam menjamin bahwa nilai tambah yang diharapkan benar-benar tersampaikan. Beberapa pihak lebih menyukai keuntungan dalam jangka pendek sementara pihak lain lebih menyukai keuntungan jangka panjang. Beberapa pihak siap untuk mengambil risiko tinggi sementara beberapa pihak tidak. Perbedaan ini dan terkadang konflik mengenai harapan harus dihadapi secara efektif. Stakeholder tidak hanya ingin terlibat lebih banyak tapi juga menginginkan transparansi terkait bagaimana ini akan terjadi dan bagaimana hasil yang akan diperoleh.
2.       Membahas peningkatan ketergantungan kesuksesan perusahaan pada perusahaan lain dan rekan TI, seperti outsource, pemasok, konsultan, klien dan penyedia layanan lain, serta pada beragam alat internal dan mekanisme untuk memberikan nilai tambah yang diharapkan.
3.       Mengatasi jumlah informasi yang meningkat secara signifikan. Bagaimana perusahaan memilih informasi yang relevan dan kredibel yang akan mengarahkan perusahaan kepada keputusan bisnis yang efektif dan efisien? Informasi juga perlu untuk dikelola secara efektif dan model informasi yang efektif dapat membantu untuk mencapainya.
4.       Mengatasi TI yang semakin meresap ke dalam perusahaan. TI semakin menjadi bagian penting dari bisnis. Seringkali TI yang terpisah tidak cukup memuaskan walaupun sudah sejalan dengan bisnis. TI perlu menjadi bagian penting dari proyek bisnis, struktur organisasi, manajemen risiko, kebijakan, kemampuan, proses, dan sebagainya. Tugas dari CIO dan fungsi TI sedang berkembang sehingga semakin banyak orang dalam perusahaan yang memiliki kemampuan TI akan dilibatkan dalam keputusan dan operasi TI. TI dan bisnis harus diintegrasikan dengan lebih baik.
5.       Menyediakan panduan lebih jauh dalam area inovasi dan teknologi baru. Hal ini berkaitan dengan kreativitas, penemuan, pengembangan produk baru, membuat produk saat ini lebih menarik bagi pelanggan, dan meraih tipe pelanggan baru. Inovasi juga menyiratkan perampingan pengembangan produk, produksi dan proses supply chain agar dapan memberikan produk ke pasar dengan tingkat efisiensi, kecepatan, dan kualitas yang lebih baik.
6.        Mendukung perpaduan bisnis dan TI secara menyeluruh, dan mendukung semua aspek yang mengarah pada tata kelola dan manajemen TI perusahaan yang efektif, seperti struktur organisasi, kebijakan, dan budaya.
7.       Mendapatkan kontrol yang lebih baik berkaitan dengan solusi TI.
8.       Memberikan perusahaan:
a)       nilai tambah melalui penggunaan TI yang efektif dan inovatif,
b)       kepuasan pengguna dengan keterlibatan dan layanan TI yang baik,
c)       kesesuaian dengan peraturan, regulasi, persetujuan, dan kebijakan internal,
d)       peningkatan hubungan antara kebutuhan bisnis dengan tujuan IT.
9.       Menghubungkan dan bila relevan, menyesuaikan dengan framework dan standar lain seperti ITIL, TOGAF, PMBOK, PRINCE2, COSO, dan ISO. Hal ini akan membantu stakeholder mengerti bagaimana kaitan berbagai framework, berbagai standar antar satu sama lain, dan bagaimana mereka dapat digunakan bersama-sama.
10.    Mengintegrasikan semua framework dengan panduan ISACA yang mengutamakan fokus kepada COBIT, Val IT, dan Risk IT, tetapi juga mempertimbangkan BMIS, ITAF, dan TGF, sehingga COBIT 5 mencakup seluruh perusahaan dan menyediakan dasar untuk integrasi dengan framework dan standar lain menjadi satu kesatuan framework.

2.2.2           Prinsip Cobit 5

COBIT 5 memiliki Prinsip dan Enabler yang bersifat umum dan bermanfaat untuk semua ukuran perusahaan, baik komersial maupun non-profit ataupun sektor publik. 5 Prinsip tersebut adalah Meeting stakeholder needs, Covering enterprise end-to-end, Applying a single intergrated framework, Enabling a holistic approach dan Separating governance from management.

2.2.3           implementasi COBIT
Menurut ICASA (2012), tujuh tahap yang terdapat dalam siklus implementasi COBIT 5 adalah:

1.       Initiate Progamme
2.       Define Problems and Opportunities
3.       Define Road Map
4.       Plan Programme
5.       Execute Plan
6.       Realede Benefits
7.       Tahap 7–Review Effectiveness


III.            Metodologi Penelitian

Urutan langkah-langkah penelitian penyelesaian masalah dapat dilihat pada gambar 3.1





Gambar 3.1 Alur Penelitian

A.      Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan
dalam melengkapi data juga merupakan proses awal untuk identifikasi permasalahan yang ada pada instansi dalam langkah melakukan penelitian. CV. May Car berada di Jl Jend A Yani 73-A, Jati, Pulo Gadung, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Dalam penelitian diambil data dari wawancara sebanyak 2 responden yakni Pemilik perusahaan CV. May CAR dan Kepala Bagian Lapangan.

B.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tadi, maka identifikasi masalah yang terdapat pada CV. May Car, yaitu:
1.       Banyaknya pelanggan yang kecewa terhadapat pengolaan relasi dalam menajemen proses penyelesaian kendaraan.
2.       Pengukuran kematangan Tata Kelola TI dalam proses masalah.
3.       Model Framework COBIT 5 cocok dalam pengukuran tingkat kematangan TI dalam CV. May Car

C.      Batasan Masalah

Batasan masalah disusun agar pembahasan masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini dibatasi pada:
1.       Proses tata kelola teknologi informasi hanya dilakukan pada bagian lapangan CV. May Car.
2.       Hubungan yang dianalisis adalah pihak internal yaitu bagian lapangan, bagianadministrasi, dan bagian sparepart.
3.       Usulan tata kelola teknologi informasi menggunakan Framework COBIT 5 pada proses APO08 (Memahami harapan bisnis), APO08.02 (Mengidentifikasi peluang risiko dan Kendala TI untuk meningkatkan bisnis), APO08.03 (Mengelola Hubungan Bisnis), APO08.04 (Koordinasi dan Komunikasi), dan APO08.05 (Memberikan masukan untuk perbaikan berkelanjutan dari pelayanan).

D.      Tinjauan Pustaka

Tinjauan masalah masuk dalam Input Proccess.  Pada Tinjauan Pustaka terdapat dua cara yang penulis lakukan yaitu: 

1)       Telaah Dokumen Bisnis Proses ini dilakukan dengan meninjau sejarah perusahan sebagai objek yang akan diteliti.
2)       Studi Literatur Proses studi literatur yang dilakukan disini adalah mereviu paper penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan COBIT 5. 

E.        Kuisioner (Penelitian kuantitatif)

Table 3.1 Table Actual Responden
Responden
Tugas
R1
Spare Part
R2
lapangan
R3
Gudang
R4
Admin
R5
Finishing
R6
Estimator

Kuisioner Penelitian masuk dalam Tahapan Input  yang dimana dalam penelitian ini jumlah responden telah diketahui sebanya 6 responden yang nantinya semua akan dibagikan kuisioner secara online (https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSc4A3EHpohXXgxd0C58XKOVvYDA20jmf8x8VcGkWSneUhy9xw/viewform?usp=sf_link) .

F.       Skala Guttman

Skala guttman merupakan skala kumulatif. Sesuai dengan namanya, skala ini pertama kali diperkenalkan oleh Louis Guttman (1916–1987). Dalam penggunaannya, skala guttman menghasilkan binary skor (0 – 1), dan digunakan untuk memperoleh jawaban yang tegas dan konsisten.(http://teorionline.wordpress.com/category/metodologi-penelitian/ : 01-05-17: 12:30:44). Dalam penggunaannya, skala guttman menghasilkan binary skor (0-1), dan digunakan untuk memperoleh jawaban dengan tegas dan konsisten seperti ’ya’ dan ‘tidak’ atau ‘benar’ dan ‘salah’. Hasil jawaban kuisioner kemudian akan dilakukan konversi nilai terhadap setiap jawaban dari responden. Konversi nilai dilakukan dengan menggunakan nilai 0 untuk jawaban Tidak (T) dan nilai 1 untuk jawaban Ya (Y). Hasil konversi kemudian akan dilakukan normalisasi dengan membagi nilai total dengan jumlah pertanyaan yang ada pada setiap level, kemudian setelah dilakukan normalisasi dilakukan perhitungan rata-rata dengan membagi total nilai jawaban dengan jumlah responden.
Kemudian untuk Standar tingkat kematangan yang dijadikan standar Model Maturity merujuk pada dokumen ISACA seperti pada tabel 3.2 Tingkat Maturity Model.
 
Tabel 3.2. Tingkat Maturity Model (ISACA, 2013)
Index
Tingkat Maturity Model
0
Incomplete Process (Proses Tidak Lengkap)
1
Performed Process (Proses Dijalankan)
2
Managed Process (Proses Diatur)
3
Established Process (Proses Tetap)
4
Predictable Process (Proses Di Ukur)
5
Optimising Process (Proses Optimasi)

G.      Analisis COBIT 5

Analisis COBIT 5 ini masuk dalam Alur Proccess dimana disini adalah proses penghitungan hasil kuisioner dan wawancara dengan menggunakan Skala Guttman.

H.      Rekomendasi Perbaikan

Tahap ini sudah pada proses output. Sudah pada  tahap pemberian rekomendasi merujuk pada hasil dari analisis kuisioner COBIT 5, yang kemudian rekomendasi perbaikan ini adalah saran– saran perbaikan yang sesuai dengan penjelasan COBIT 5 untuk diberikan kepada CV.May Car.

I.        Proses Konfirmasi

Tahap ini adalah tahap akhir dari proses output penelitian. Proses Konfirmasi setelah dibuatkan Rekomendasi Perbaikan yang nantinya akan disampaikan ke Instansi pada penelitian ini yakni pada CV.May Car dimana Penulis akan melakukan wawancara kepada responden yakni Pemilik perusahaan CV. May CAR, Kepala Bagian Lapangan atau kepada yang paling berwenang dalam menentukan pilihan, untuk memastikan pada level berapakah penerapan implementasi Tata Kelola TI yang sudah berjalan, maka setelah diketahui dan dicoba di arahkan untuk level mengukuti level COBIT 5 yaitu dari Nilai 0 – 5 dan juga penjelasan setiap level kematangannya. 

IV.            Hasil Dan Pembahasan

A.      Hasil Domain APO08

                Pada tahapan ini, berisikan hasil jawaban responden yang telah menjawab kuesioner yang kemudian diproses kedalam metode perhitungan Guttman, hasil pengolahan perhitungannya adalah sebagai berikut:

1.       APO08.01 Understand business expectations.

Responden 1 : Spare Part
Responden 2 : Lapangan
Responden 3 : Gudang
Responden 4 : Admin
Responden 5 : Finishing

                Table 3.3 . Daftar Rincian kuesioner APO01


2.       APO08.02 Identify opportunities, risks and constraints for IT to enchance the business.

Responden 1 : Spare Part
Responden 2 : Lapangan
Responden 3 : Gudang
Responden 4 : Admin
Responden 5 : Finishing

                Table 3.4 . Daftar Rincian kuesioner APO02


3.       APO08.03 Manage business relationship.

Responden 1 : Spare Part
Responden 2 : Lapangan
Responden 3 : Gudang
Responden 4 : Admin
Responden 5 : Finishing

Table 3.5 . Daftar Rincian kuesioner APO03



4.       APO08.04 Co-ordinate and communicate.

Responden 1 : Spare Part
Responden 2 : Lapangan
Responden 3 : Gudang
Responden 4 : Admin
Responden 5 : Finishing
Responden 6 : Estimator

                Table 3.6 . Daftar Rincian kuesioner APO04


5.       APO08.05 Provide input to the continual improvement of services.

Responden 1 : Spare Part
Responden 2 : Lapangan
Responden 3 : Gudang
Responden 4 : Admin

Table 3.7 . Daftar Rincian kuesioner APO05


B.      Hasil jawaban kuesioner APO08

Table 3.8 . Daftar jumlah jawaban kuesioner APO08


                Tabel diatas menunjukan rekapitulasi jawaban para responden terkait kuesioner APO08.01 ,APO08.02, APO08.03, APO08.04 DAN APO08.05

C.      Hasil Perhitungan cabability Level

Table 3.9 . Hasil Perhitungan Cababiliti level


Dari table di atas dapat kesimpulan sebagai berikut:

1.       Nilai capability level dalam keadaan  Understand business expectations (APO08.01) tingkat kematangan pada level 3 berulang tapi intuitif dengan nilai kematangan 2,94.
2.       Untuk proses Identify opportunities, risk and constraints for IT to enhance the business (APO08.02) tingkat kematangan pada level 3 berulang tapi intuitif dengan nilai kematangan 2,70.
3.       Pada proses Manage the business relationship (APO08.03) tingkat kematangan cenderung mengarah pada level 3 berulang tapi intuitif dengan nilai kematangan 2,81.
4.       Nilai tingkat kematangan saat ini untuk proses Co-ordinate and communicate (APO08.04) cenderung mengarah pada level 3 berulang tapi intuitif dengan nilai kematangan 2,67.
5.       Pada proses Provide input to the continual improvement of services (APO08.05) cenderung mengarah pada level 3 establised process, dengan nilai kematangan 2,71.

        Dari penjelasan diatas, capability level dapat dideskripsikan proses APO08.01, APO08.02, APO08.03 dan APO08.04 dan APO08.05 berada dalam tingkat kematangan level 3 (Established Process) yaitu kondisi dimana proses sudah teridentifikasi dengan prosedur standar formal dan tertulis, kemudian dikomunikasikan adengan dipatuhi oleh segenap karyawan.

D.      Rekomendasi Perbaikan

        Rekomendasi perbaikan pada domain AP008.

1.       APO08.01 (Memahami Harapan Bisnis)

a)       Mengidentifikasi isu atas perkembangan teknologi yang menghambat tercapainnya tujuan.
b)       Mengidentifikasi pihak yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam hal penanganan isu-isu, masalah bisnis yang terjadi.
c)       Memprioritaskan dan mengalokasikan sumber daya untuk mempertimbangkan kesesuaian, efesiensi, efektifitas dalam menjalankan seluruh aktivitas di cv.may car.
d)       Melakukan stakeholder dalam komunikasi persyaratan cv.may car dan tujuan untuk proses monitoring dan Pelaporan.

2.       APO08.02 (Mengidentifikasi peluang, risiko, dan kendala TI yang akan meningkatkan bisnis)

a)       Menbuat invasi baru seperti  pembagian tugas terhadap karyawan untuk membentuk tim khusus(berbeda) sehingga karyawan dapat fokus dalam mengidentifikasi, merencanakan.
b)       Mendokumentasikan peluang, risiko dan kendala IT yang akan dilaporkan kepada stakeholder untuk mengambil keputusan dalam kinerja cv.may car ketahap yang lebih baik. Membuat strategi-strategi atas perencanaan teknologi informasi yang akan disusun untuk menjadikan peluang penggunaan IT untuk menunjang kinerja dan mengantisipasi risiko dan kendala IT yang datang dari lingkungan internal dan eksternal.

3.       APO08.03 (Mengelola Hubungan Bisnis)

a)       Membuat jadwal untuk mengadakan pertemuan dengan mitra dalam melakukan pengadaan barang. Dari sistem penjadwalan yang tepat, maka diharapkan dapat dilakukan monitoring pada setiap masalah atau penurunan kualitas yang terjadi.
b)       Mengidentifikasi seluruh performa cv.may car yang berkerja sama dengan mitra, hal ini agar dapat dilakukan evaluasi terhadap performa mitra kerja dalam bermitra dengan cv.may car Sehingga akan dibuat bentuk laporan performansi kinerja mitra tiap bulannya.

4.       APO08.04 (Kordinasi dan Komunikasi)

a)       Memperbaiki komunikasi dengan customer, agar proses pengambilan mobil  dapat berjalan lancar dan tidak ada miss-komunikasi yang menyebabkan adanya kerugian antara customer dan cv.may car.
b)       Memubuat sebuah Key performance Indicator (KPI) untuk mengukur kualitas dari seluruh karyawan, dan mengukur kualitas pemimpin dalam memberikan arahan kepada bawahannya.

5.       APO08.05 (Memberikan Masukan untuk perbaikan berkelanjutan dari Pelayanan)

a)       Adanya evaluasi terhadap kinerja c.may car yang ditanyakan langsung kepada customer, seperti bertemu langsung dengan customer untuk meminta saran dan keluhan langsung.
b)       Mengiti event-event tertentu untuk menambahkan benefit perusahaan dengan membuat projek kerjasama oleh perusahaan lain dalam membuat pembiayaan kendaraan.

V.            Kesimpulan

5.1    Kesimpulan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada CV.May Car hasil Assessment Tingkat Kematangan TI, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah
1.       Nilai capability level saat ini dalam Understand business expectations (APO08.01) tingkat kematangan saat ini pada level 3 berulang tapi intuitif dengan nilai kematangan 2,94.
2.       Untuk proses Identify opportunities, risk and constraints for IT to enhance the business (APO08.02) tingkat kematangan saat ini pada level 3 berulang tapi intuitif dengan nilai kematangan 2,70.
3.       Pada proses Manage the business relationship (APO08.03) tingkat kematangan saat ini cenderung mengarah pada level 3 berulang tapi intuitif dengan nilai kematangan 2,81.
4.        Nilai tingkat kematangan saat ini untuk proses Co-ordinate and
5.       communicate (APO08.04) cenderung mengarah pada level 3 berulang tapi intuitif dengan nilai kematangan 2,67.
6.       Pada proses Provide input to the continual improvement of services (APO08.05) cenderung mengarah pada level 2 Managed Process, dengan nilai kematangan 2,71.

    Berdasarkan hasil perhitungan capability level saat ini pada CV.May Car dalah 2.76 sedangkan target capability level adalah 4,00. Rekomendasi utama yaitu agar perusahaan dapat membuat dokumen SLA Servish Level Agreement) sebagai bentuk pencapaian atas performansi yang telah dicapai.

5.2    Saran

    Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, adapun saran-saran yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1.       CV.May Car disarankan untuk memberikan perhatian secara khusus dalam hal pengelolaan risiko, agar segala hal yang dapat memicu terjadinya masalah dapat dihindari dan diantisipasi sedini mungkin.
2.       Membuat jadwal untuk mengadakan pertemuan dengan mitra dalam melakukan pengadaan barang. Dari sistem penjadwalan yang tepat, maka diharapkan dapat dilakukan monitoring pada setiap masalah atau penurunan kualitas yang terjadi.

Daftar Pustaka

Fauziyah. 2010. Pengantar Teknologi Informasi. Bandung: Muara Indah.

Surendro, Kridanto. 2009. Pengembangan Recana Induk Sistem Informasi.
Bandung: Informatika.

Surendro, Kridanto. 2009. Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi.
Bandung: Informatika..

Jogiyanto, H.M. & Abdillah, W. 2011. Sistem Tata Kelola Teknologi Informasi.
Yogyakarta: Andi.


Jurnal

Gultom, Manorang. 2012. Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Pada PTPN 13
Pontianak Menggunakan Framework COBIT. Jurnal ilmu-ilmu Sosial,
Volume 4 Nomor 1.

ISACA. 2012. COBIT 5 Enabling Processes. USA: IT Governance Institute

ISACA. 2012. COBIT 5 Implementation. USA: IT Governance Institute

ISACA. 2012. COBIT 5 Process Assessment Model. USA: IT Governance
,

.